Motret Air Terjun dengan Slow Speed

     Berhubung sudah lama tidak memposting foto air terjun, episode kali ini saya akan berbagi foto air terjun  mengingat bahwa Indonesia memiliki banyak air terjun yang relatif bagus2. Kang poto bahkan kadang datang ke tempat air terjun berulang kali. karena dengan berulang kali memotret di tempat yang sama dalam waktu berbeda dapat menggali dan meningkatkan teknik fotografi kita,cuaca yang berubah pun juga bisa membuat hasil foto kita menjadi lebih baik,maka dar itu jangan ragu untuk motret berulang kali di tempat sama atau yang pernah dikunjungi. Selain dengan memahami teknik, banyak motret bisa mengasah kemampuan fotografi kita agar lebih baik lagi, jepret jepret dan jepret lagi.
    Dalam pos saya ini saya kebtulan foto Air Terjun Mrawu yang ada di  Banjarnegara dan Air Terjun Surodipo yang terletak di daerah Temanggung. Kalian bisa eksplore air terjun yang ada di daerah kalian. Untuk itu bagi yang membutuhan tips motret air terjun saya berikan tips dari saya meskipun tips alakadarnya eh ala saya..
Berikut adalah tips yang bisa dilakukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal saat motret air terjun.

Curug Surodipo, Temanggung

1. Kenali kondisi air terjun
Perhatikan cahaya atau arah asal cahaya dan juga area yang terlalu kontras antara terang gelap karena arah cahaya sebagian terhalang. Utuk menghindari hal itu cara terbaik adalah menunggu saat arah cahaya tertutup sehingga area air terjun dalam pencahayaan yang rata ( keadaan seperti mendung ).


2. Setting kamera sesuai selera dan kebutuhan.
berhubung saya pengen foto air jadi terlihat lembut maka saya menggunakan shutter speed yang relatif lambat,kemudian untuk diafragma atau bukaan saya menggunakan f 11- f16 untuk menghasilkan ruang tajam yang lebih lebar lagi karena dalam foto pemandangan di perlukan hasil foto yang tajam dari area depan hingga paling akhir.


3. Filter ND
Kadang cahaya di area air terjun pada saat motret terlalu terang sehingga sulit untuk mendapatkan shutter speed lambat maka membutuhkan filter untuk mengurangi cahaya yang masuk ke sensor yakni filter Neutral Density (ND). nah kalo ada selain itu gunakan Filter Circular Polarizer yang biasa di sebut Filter CPL yang berfungsi mengurangi pantulan cahaya pada benda2 yang bisa memantulkan cahaya. Untuk merk dan ukuran sesuaikan dengan kondisi dompet dan alat perang.
Curug Genting, Banjarnegara

4. Tripod dan Shutter Release/Remote Karena saat motret menggunakan kecepatan rana/shutter speed yang lambat maka untuk mencegah hasil foto blur/goyang di perlukan tripod. misalkan terpaksa ga ada tripod bisa memakai benda2 yang ada di TKP seperti batu atau yang lainya untuk di jadikan tripod darurat. Kemudian gunakan shutter release atau remote untuk mencegah foto blur,karena saat jari kita menekan tombol shutter kita tidak sadar menimbulkan getaran yang mengakibatkan hasil foto blur/goyang. Kalaupun tak ada shutter release/Remote kita bisa mengakali dengan timer yang ada di fitur kamera.
Shutter Release/Remote tersedia banyak merk dan model,lagi lagi silahkan pilih sesuai kondisi dompet,hehehe..


5. Untuk menambah kesan dalam foto air terjun, bisa di masukan elemen manusia dalam frame,karena bisa memberi gambaran seberapa besar atau tinggi air terjun kepada orang yang melihat foto kita. Tapi hal ini sesuai selera foto masing2 saja,mau menambah elemen manusia atau tidak.

Curug Mrawu, Banjarnegara


6. Jangan kecewa jika kondisi alam tak bersahabat.
Saat hunting foto setelah sampai di TKP sering malah kondisi alamnya tak bersahabat,entah itu hujan atau pun lainya,yang jelas kondisinya tak seperti yang kita inginkan,tapi hal itu justru bisa mengasah otak kita untuk meningkatkan kreatifitas kita.


demikian dari saya semoga bermanfaat. salam jepret
Share:

Related Posts:

No comments:

Post a Comment

Back to Top